Minggu, 17 April 2011

RAGAM KONSELING BERDASARKAN MASALAH

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Konseling merupakan sebuah penemuan pada abad ke-20. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier. Konseling merupakan inti dari pelayanan bimbingan. Mortensen dan Schmuller (1964) menyatakan “counseling is the heart of guidance program”. Setiap orang pasti mempunyai masalah dan terkadang tidak bisa menyelesaikannya sendiri. Pada saat seperti inilah konseling sangat dibutuhkan. Konselor akan dengan berusaha sebaik mungkin bekerja sama dengan konseli dalam menemukan cara terbaik untuk memecahkan masalah konseli.
Tugas sebagai konselor merupakan tantangan besar. Konselor harus berusaha untuk bisa membantu konseli dengan sebaik mungkin. Ragam konseling berdasarkan masalah yaitu konseling pribadi-sosial, konseling akademik atau pendidikan, dan konseling karir.
RUMUSAN MASALAH
  1. Apakah konseling pribadi-sosial itu?
  2. Apakah konseling akademik atau pendidikan itu?
  3. Apakah konseling karir itu?
TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dan pendengar mampu memahami dan mengerti tentang ragam koseling berdasarkan masalah, yaitu konseling karir, konseling pribadi-sosial, dan konseling akademik atau pendidikan.


PEMBAHASAN
RAGAM KONSELING BERDASARKAN MASALAH
Ragam konseling berdasarkan masalah, yaitu konseling pribadi-sosial, konseling akademik, dan konseling karir.
  1. KONSELING PRIBADI-SOSIAL
Konseling pribadi-sosial merupakan salah satu bidang konseling yang ada di sekolah. Konseling pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Selain itu, konseling pribadi-sosial juga dapat diartikan sebagai seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya.
Konseling pribadi-sosial diberikan kepada individu, agar mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara mandiri. Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik. Konseling pribadi-sosial merupakan suatu konseling yang diberikan oleh seorang ahli kepada individu atau kelompok, dalam membantu individu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.
Contoh dari konseling pribadi-sosial yaitu konseling keluarga. Konseling keluaraga dibagai menjadi 2, yaitu konseling anak dan konseling orang tua.
    1. konseling anak
pada dasarnya konseling anak-anak tidak berbeda dengan konseling orang dewasa.
Beberapa masalah dasar pada anak-anak :
  • mencapai komunikasi yang tepat
  • menangani perasaan ketergantungan
  • bekerja dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya
  • membantu konseli untuk menyadari kebutuhan akan bantuan
  • menciptakan suasana yang menyenangkan
Cara membantu anak dalam memecahkan masalah antara lain :
    • terapi permainan
    • teknik-teknik konseling
  1. Konseling orang tua
Ada dua masalah utama yang ada pada orang tua dan berpengaruh pada anak-anak yang harus diperhatikan yaitu :
  • Orang tua menghadapi kecemasan dan masalah-masalah pribadi lainnya yang secara tegas dan langsung tidak berhubungan dengan anak
  • Orang tua kurang memahami mengenai aspek-aspek perkembangan anak
Konseling keluarga terfokus dalam hal :
    1. Keluarga dengan anak yang mengalami gangguan yang berat
    2. Keluarga yang salah satu atau kedua orang tua tidak memiliki kemampuan
Tujuan dari konseling keluarga diantaranya :
  1. Memfasilitasi komunikasi pikiran dan perasaan antar anggota keluarga
  2. Mengatasi gangguan, ketidakfleksibelan peran dan kondisi
Memberi pelayanan sebagai model dan pendidik peran tertentu yang ditunjukkan kepada anggota lainnya
  1. KONSELING AKADEMIK
Konseling akademik merupakan konseling yang diharapkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik atau pendidikan. Yang tergolong masalah-masalah pendidikan yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan atau konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan dan lain-lain. Konseling akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar terhimdar dari kesulitan – kesulitan belajar. Konselor membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses belajar, dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program atau pendidikan. Dalam konseling akademik, konselor berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities. Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.
  1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
  2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
  3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
  4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
  5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
  1. KONSELING KARIR
Pemahaman terhadap dunia kerja menjadi hal penting bagi individu sebagai bekal dan persiapan memasuki dunia kerja. Hal-hal yang menjadi permasalahan umum bagi individu adalah kurangnya pemahaman  untuk mengenal diri, yaitu mengetahui potensi dan mewaspadai kelemahannya, kurangnya kesiapan mental untuk bersaing di dunia kerja, kekurangtahuan tentang lingkup pekerjaan pada bidang pekerjaan yang ada di pasar tenaga kerja, serta  pemahaman mengenai bagaimana  strategi meniti karir mulai dari awal karir sampai dengan bagaimana upaya untuk meraih puncak karir yang dicita-citakan. Untuk itu, konseling karir dapat menjadi media untuk  berbagi mengenai masalah-masalah karir dan atau hal-hal lain yang terkait karir.
Drummond & Ryan merumuskan konseling karir dan perkembangannya merupakan proses dimana kegiatan, strategi dan intervensi digunakan untuk membantu konseli dalam eksplorasi karir, perencanaan dan pengambilan keputusan karir dalam proses belajar pada lingkup sekolah dan atau dalam proses kerja.
Kompetensi sebagai komponen utama keahlian/keterampilan profesi konselor karir merupakan wujud potensi dan aktualisasi diri dalam memberikan layanan konseling karir.
Perlunya Konseling Karir
Individu-individu berangsur-angsur menuntut agar pekerjaan memberikan dorongan untuk berprestasi dan identitas kepadanya. Beberapa orang mencari jalan-jalan lain untuk sampai kepada tujuan ini melalui gaya hidup yang bersifat mengurangi aktivitas-aktivitas yang ditujukan untuk mengejar pendapatan yang banyak. Ada juga yang berpaling kepada waktu-waktu luang dan kesenangan untuk memenuhi hal-hal yang kurang dalam pekerjaannya.
Untuk saat ini, pekerjaan-pekerjaan jasa berkembang jauh lebih pesat daripadapekerjaan-pekerjaan produksi. Berbagai tipe pekerjaan, terutama di bidang pertanian menjadi berkurang. Pekerjaan-pekerjaan baru bermunculan pada bidang-bidang seperti ilmu komputer dan ekologi. Meningkatnya kompleksitas dunia kerja dan berlipatgandanya pilihan-pilihan membuat tugas perencanaan karir makin sulit. Di sinilah perlunya konseling karir, yaitu membantu konseli dalam mengetahui potensi, mewaspadai kelemahannya, dan pemahaman mengenai bagaimana  strategi meniti karir mulai dari awal karir sampai dengan bagaimana upaya untuk meraih puncak karir yang dicita-citakan. Konseling karier menggali minat, keterampilan, dan latar belakang pendidikan seseorang sehingga mereka bisa bekerja melalui pelatihan profesional di bidang tertentu. Para konselor bisa memfasilitasi proses pemilihan profesi atau pekerjaan dengan berperan sebagai pemandu atau guru bagi siapa saja yang ingin memulai suatu karier, pindah karier, atau mendalami karier baru.
Fungsi Konseling Karir
Konseling karir menawarkan pendekatan yang sistematis dan objektif untuk belajar tentang keterampilan, pengalaman kerja, aspirasi, dan kebiasaan kerja seseorang. Konselor yang terlatih membantu konseli dalam menemukan pekerjaan atau profesi yang cocok dan menawarkan cara-cara untuk mendapatkan sumber-sumber yang bisa menjadi alat untuk mencari pekerjaan. Konseling bisa dilakukan satu per satu atau dalam kelompok dengan seorang konselor yang mendiskusikan topik-topik seputar mencari pekerjaan, penulisan resume, wawancara, dan metode perencanaan karier jangka pendek atau panjang.
Selain itu, fungsi konseling karir adalah memberikan layanan pada para konseli dalam membuat perencanaan dan pengambilan keputusan karir secara berkesinambungan berfungsi dalam lingkup lembaga kerja bahkan tren terakhir juga berfungsi pada lingkungan pasca kerja. Untuk menghadapi tren dan isu di abad 21 ini, peran dan strategi konselor karir tidak hanya berorientasi pada potensi konseli tetapi juga berorientasi pada kondisi globalisasi.
Jenis layanan konseling karir sebagai berikut:
  1. Masalah akademis, yaitu membantu mahasiswa agar dapat menentukan pilihan program pendidikan yang tepat sesuai dengan minat dan kemampuannya serta memecahkan masalah kesulitan belajar yang dihadapi selama menempuh program pendidikan;
  2. Masalah sosial/kesulitan pergaulan, yaitu membantu mahasiswa agar dapat mengatasi kesulitan dalam hal menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
  3. Masalah keluarga dan pribadi, yaitu membantu mahasiswa agar dapat mengatasi masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri sehingga dengan bantuan tersebut yang bersangkutan dapat mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya;
  4. Masalah yang berkaitan dengan emosi, yaitu membantu mahasiswa supaya perasaan dan emosinya selalu terkendali dengan baik sehingga tercipta suasana belajar yang optimal;
  5. Masalah karir, yaitu membantu mahasiswa agar dapat mengenal lingkungannya sekarang dan lapangan kerja yang akan dihadapi nanti sehingga mahasiswa dapat memilih dan mempersiapkan diri berkaitan dengan pekerjaan/profesinya nanti yang sesuai dengan kemampuan dirinya.
  6. Masalah kejiwaan lainnya; bantuan/pelayanan psikotest, yaitu menemu kenali bakat dan minat, personalitas/kepribadian, dan sebagainya.




DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Prayitno dan Erman Anti. 1995. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Prayitno. 2003. Panduan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.

http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/02/07/pengertian-bimbingan-pribadi-sosial/.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/.../kesulitan-dan-bimbingan-belajar/.