Senin, 02 Mei 2011

Kaitan Kondeling Dengan Layanan Lainya

KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN LAINNYA

  1. DEFINISI KONSELING
Menurut Pietrofesa, Leonard, dan Hoose dalam Andi Mappiare AT merumuskan definisi konseling harus mengandung unsur-unsur:
  1. Suatu proses
  2. Adanya seseorang yang dipersiapkan secara profesional
  3. Membantu orang lain
  4. Untuk memahami diri, pembuatan keputusan, dan pemecahan masalah
  5. Pertemuan “dari hati ke hati” antar manusia
  6. Hasilnya sangat tergantung pada kualitas hubungan.

  1. KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH
Dalam jalur pendidikan formal terdapat berbagai layanan yang berfungsi untuk menunjang kualitas pendidikan para peserta didik serta memberi kemudahan bagi mereka untuk mengikuti proses pendidikan di sekolah. Semua layanan tersebut berada dalam naungan program bimbingan dan konseling. Layanan program bimbingan dan konseling yang paling utama adalah layanan konseling, namun ada juga beberapa layanan yang tidak kalah pentingnya yaitu, layanan orientasi, layanan informasi, layanan bimbingan penempatan dan penyaluran serta masih banyak lagi layanan lainnya. Meskipun layanan konseling merupakan layanan utama dari program bimbingan dan konseling, namun tetap saja layanan konseling sangat berhubungan dan terkait dengan jenis-jenis layanan BK lainnya serta juga memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Kali ini sebagai contoh yang akan dibahas adalah kaitan layanan konseling dengan layanan orientasi, informasi, serta layanan bimbingan penempatan dan penyaluran.
  1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dikoordinir guru BK atau konselor dengan bantuan semua guru dan wali kelas dengan tujuan mengorientasikan (mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa dari situasi lama ke situasi baru sehingga mereka dapat memahami dan menyesuaikan diri. Layanan ini biasanya dilakukan pada awal program pelajaran baru. Materi orientasi biasanya mencakup organisasi sekolah, staf dan guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana, dan tata tertib sekolah. Dari sini tampak bahwa layanan orientasi mengenalkan segala sesuatu yang ada di sekolah termasuk juga mengenalkan program bimbingan dan konseling.
Layanan orientasi dan layanan konseling ini mempunyai keterkaitan satu sama lain bahkan mempunyai hubungan timbal balik. Bisa dikatakan melalui layanan orientasi inilah siswa dapat mengetahui seluk beluk mengenai program bimbingan dan konseling. Karena para peserta didik memang belum pernah mengenal program tersebut sebelumnya, sehingga dengan adanya layanan orientasi ini para peserta didik menjadi tahu makna, tujuan dan fungsi adanya layanan konseling. Sebaliknya, layanan konseling ini juga membantu keberhasilan dalam layanan orientasi. Biasanya meskipun layanan orientasi telah diberikan, tetap saja masih ada sebagian siswa baru yang belum begitu mengerti mengenai materi yang diberikan dalam layanan orientasi. Dalam hal inilah layanan konseling mempunyai peran yang sangat besar untuk menyelesaikan masalah tersebut. Siswa yang belum mengerti tentang materi layanan orientasi sebelumnya dapat mengikuti layanan konseling, karena melalui pertemuan langsung dengan konselor tersebut mereka dapat lebih memahami layanan orientasi yang diberikan. Selain itu dalam layanan konseling, layanan orientasi yang diberikan lebih luas wilayah cakupannya bukan saja mengenai sekolah namun juga berbagai hal yang diperlukan oleh siswa.
Layanan konseling dan layanan orientasi ini juga memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan kedua layanan ini terletak pada faktor tujuan pelayanan dan tempat pelayanannya. Tujuan pelayanan yang dimaksud adalah sama-sama bertujuan agar siswa dapat memahami dan menyesuaiakan diri dengan lingkungan yang baru terutama lingkungan sekolah. Untuk tempat pelaksanaan sama-sama diberikan di lingkungan sekolah. Perbedaanya meliputi jumlah siswa, waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan. Biasanya pada layanan orientasi diberikan kepada sejumlah besar peserta didik atau satu kelas, sedangkan pada layanan konseling terdiri dari satu atau beberapa peserta didik saja. Untuk waktu pelaksanaan, layanan orientasi diberikan hanya saat tahun ajaran baru saja dan layanan konseling dapat diberikan kapan saja disaat peserta didik membutuhkannya. Pelaksana kegiatan kedua layanan ini pun berbeda, jika layanan orientasi dapat dalakukan oleh siapa saja yang sangat mengenal seluk beluk sekolah, sedangkan layanan konseling hanya diberikan oleh guru BK saja.
  1. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang bertujuan memberikan informasi tentang berbagai hal yang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik). Biasanya berupa papan pengumuman, majalah sekolah, website sekolah, dan lain-lain. Seperti juga layanan orientasi, layanan informasi ini pun memiliki keterkaitan dengan layanan konseling. Karena dalam layanan informasi ini, biasanya juga memuat berbagai informasi yang bermanfaat mengenai program bimbingan dan konseling, misalnya mengenai artikel yang ditulis oleh konselor, pengumuman jadwal layanan konseling yang diberikan oleh konselor, layanan konsultasi melalui media informasi sekolah dan lain-lain. Umumnya informasi yang dibutuhkan oleh siswa meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Namun tidak semua informasi tersebut dapat terpenuhi melalui layanan infomasi sekolah. Dalam hal ini, layanan konseling dapat berfungsi sebagai layanan informasi sekolah bahkan informasi yang disampaikan pun lebih mendetail dan tepat sasaran.
Persamaan layanan informasi dan layanan konseling selain pada tujuan pelayanan yaitu terletak pada media penyampaiaannya. Kedua layanan ini sama-sama menggunakan komunikasi langsung maupun tidak langsung. Untuk perbedaan kedua layanan ini sama seperti perbedaan yang dimilki layanan orientasi yang terletak pada faktor pelaksana kegiatan.
  1. Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran
Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran dilakukan untuk membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat/kemampuan dan minatnya. Layanan ini dipimpin oleh konselor. Akan tetapi dapat juga dilakukan oleh wali kelas dengan konsultasi kepala sekolah atau konselor. Dalam kegiatan ini sangat dibutuhkan campur tangan layanan konseling agar bimbingan penempatan dan penyaluran dapat berjalan dengan efektif. Layanan konseling tersebut berupa tes psikologi, pembuatan angket khusus, dan wawancara konseling, karena itu campur tangan konselor tidak dapat dipungkiri. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan penempatan dan penyaluran juga membutuhkan konseling untuk memperoleh hasil yang tepat. Untuk persamaan dan perbedaan yang dimiliki layanan bimbingan dan penempatan, hempir sama dengan persamaan dan perbedaan yang telah disebutkan sebelumnya.
  1. KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR
Seperti yang kita ketahui konselor tidak hanya diperlukan pada jalur pendidikan formal saja, tapi juga sangat diperlukan dalam jalur pendidikan non formal. Jalur pendidikan non formal yang kita maksud saat ini adalah lembaga bimbingan belajar. Saat ini lembaga bimbingan belajar banyak bermunculan di tiap kota, bagaikan jamur yang tumbuh di musim hujan. Hal ini terjadi karena selain faktor seleksi masuk perguruan tinggi ataupun seleksi masuk jenjang pendidikan selanjutnya faktor yang paling utama yaitu berlakunya sistem Ujian Nasional, yang mengakibatkan banyak peserta didik yang takut tidak lulus UAN. Akhirnya banyak siswa beramai-ramai mendaftarkan diri pada lembaga bimbel. Ini berarti lembaga bimbel pun harus berlomba mempromosikan kualitas akademik yang dimiliki mereka.
Untuk menunjang kualitas akademik, tentulah mereka tidak hanya membutuhkan seorang tentor yang berkualitas tapi juga sangat membutuhkan seorang konselor. Ini dikarenakan seorang tentor belum tentu memperhatikan bagaimana dan apa saja keluhan dari peserta didik, apalagi tidak menjamin konselor tersebut ahli dalam bidang konseling. Dalam hal inilah konselor sangat berguna menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut. Melalui konselor, peserta didik dapat mengonsultasikan permasalahan belajar yang mereka hadapi, apabila mereka tidak cocok dengan tentor yang bertugas mereka dapat membicarakannya pada konselor dan konselor akan menggantinya dengan tentor yang cocok. Selain itu konselor dalam lembaga bimbel ini biasanya bertugas melakukan training motivasi, tes psikologi, pembuatan angket, dan lain-lain. Training motivasi biasanya diberikan pada peserta didik yang akan menempuh ujian, agar mereka tidak lagi mengalami ketakutan dalam melaksanakan ujian, sehingga bisa memndapatakan nilai maksimal.
Peran layanan konseling dalam lembaga pendidikan formal ini tidak begitu berbeda dengan layanan konseling di sekolah. Dengan adanya sebuah layanan konseling di lembaga bimbel tentunya peserta didik pun menjadi lebih percaya pada kualitas lembaga bimbingan belajar. Itu merupakan bukti begitu pentingnya keberadaan sebuah layanan konseling pada sebuah lembaga bimbingan belajar. Dari berbagai penjelasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa layanan konseling tidak hanya berkaitan dengan pendidikan formal saja namun pendidikan non formal juga, seperti contoh pada lembaga bimbel.
  1. KAITAN KONSELING DENGAN PSIKOTERAPI
Para ahli mempunyai beberapa pendapat tentang konseling dengan psikoterapi adalah sama, yaitu sama-sama membantu orang lain. Hanya saja konseling lebih banyak digunakan di kalangan pendidikan , sedangkan psikoterapi digunakan oleh pekerja sosial, psikolog, dan psikiater. Meskipun demikian, ada juga yang menganggap konseling dengan psikoterapi adalah berbeda. Berbagai perbedaan tersebut bersifat permukaan atau hal-hal teknik (superficial), dari pada hal-hal yang mendasar atau penting (substansial).
  1. Persamaan konseling dengan psikoterapi
Pada dasarnya tujuan konseling dengan psikoterapi adalah sama, yaitu eksplorasi diri, pemahaman diri, dan perubahan perilaku. Keduanya mencoba menghilangkan perilaku merusak diri pada konseli/klien. Baik konseling dan psikoterapi menekankan pada perkembangan pembuatan keputusan dan keterampilan pembuatan rencana oleh konseli/klien. Hubungan antara konselor dengan konseli merupakan bagian paling penting dalam konseling dan psikoterapi.
  1. Perbedaan konseling dengan psikoterapi
  1. Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah pengembangan, pendidikan, dan pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih fokus pada konseren atau masalah penyembuhan, penyesuaian, dan pengobatan.
  2. Konseling dijalankan atas dasar falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedang psikoterapi atas dasar ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi. Perlu ditambahkan bahwa konseling juga memanfaatkan teori kepribadian dan teori psikologi lainnya, tetapi bukan sebagai dasar kerjanya, melainkan hanya sebagai alat bantu dalam memahami individu.
  3. Konseling dan psikoterapi berbeda dalam tujuan dan caranya dalam mencapai tujuan. Tujuan psikoterapi adalah mengatasi kelemahan tertentu melalui beberapa cara praktis mencakup “pembedahan psikis” dan pembedahan otak. Sedang konselor berurusan dengan identifikasi dan pemgembangan kekuatan-kekuatan positif pada individu. Hal ini dilakukan dengan membantu klien untuk menjadi seorang yang berfungsi secara sempurna.
  4. Penekanan pada perbedaan subyek, konseling lebih menekankan pada hal-hal yang sadar dan masa kini, sedangkan terapi pada masa yang lalu.
  5. Sifat gangguan yang ditangani konseling dan psikoterapi juga berbeda. Konseling lebih pada masalah-masalah yang membutuhkan pemecahan. Sedang psikoterapi menangani masalah disfungsi atau gangguan emosional yang parah.

  1. KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN PENGOBATAN ALTERNATIF (DALAM AGAMA ISLAM)
Di kalangan masyarakat terpelajar sudah dikenal adanya layanan konseling, karena memang profesi konselor dapat dengan mudah ditemui di daerah perkotaan. Orang terpelajar secara sadar mencari solusi problemnya dengan mencari konselor, sementara orang awam tidak tahu persis apa problemnya, dan tak tahu juga harus kemana. Namun demikian bukan berarti masyarakat awam tidak mengenal layanan konseling yang bernuansa psikologi. Di kalangan masyarakat pedesaan, orang yang mengalami problem kejiwaan biasanya pergi kepada kyai. Bahkan saat ini bukan masyarakat awam saja, namun masyarakat perkotaan juga ada yang menggunakan layanan yang disebut pengobatan alternatif ini.
Dalam layanan ini biasanya kyai memberikan layanan yang bernuansa psikologis, tetapi bukan berbasis psikologi, yakni berbasis akhlak dan tasauf. Sebagaimana diketahui dalam sejarah keilmuan Islam tidak muncul ilmu semacam psikologi yang berbicara tentang tingkah laku. Jiwa dalam sejarah keilmua Islam dibahas dalam ilmu akhlak dan ilmu tasauf. Apa yang dilakukan oleh para kyai barangkali memang tidak “ilmiah”, tetapi tak terbantah justru banyak yang bernilai tepat guna, karena memang tidak dipungkiri bahwa kita juga membutuhkan layanan yang bernuansa religi. Hingga hari ini masih banyak orang mencari pengobatan alternatif setelah gagal menjalani terapi modern melalui konselor psikologi.
Dengan penjelasan sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa layanan konseling juga memiliki keterkaitan dalam layanan pengobatan alternatife. Memang sebuah layanan konseling seharusnya dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya. Namun dalam hal ini kyai pun bisa disebut sebagai orang yang ahli dalam bidang keagamaan, dan juga memiliki ilmu psikologi yang berdasarkan kitab suci dan hadist. Sehingga layanan yang dilakukan oleh kyai ini pun bisa disebut konseling. Yang membedakan hanyalah jika pada layanan yang diberikan oleh konselor berdimensi horizontal, sedangkan layanan yang diberikan kyai berdimensi vertikal dan horizontal.
.






DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Yusup. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Mappiare, Andi AT. 2006. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual: Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta







Minggu, 17 April 2011

RAGAM KONSELING BERDASARKAN MASALAH

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Konseling merupakan sebuah penemuan pada abad ke-20. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier. Konseling merupakan inti dari pelayanan bimbingan. Mortensen dan Schmuller (1964) menyatakan “counseling is the heart of guidance program”. Setiap orang pasti mempunyai masalah dan terkadang tidak bisa menyelesaikannya sendiri. Pada saat seperti inilah konseling sangat dibutuhkan. Konselor akan dengan berusaha sebaik mungkin bekerja sama dengan konseli dalam menemukan cara terbaik untuk memecahkan masalah konseli.
Tugas sebagai konselor merupakan tantangan besar. Konselor harus berusaha untuk bisa membantu konseli dengan sebaik mungkin. Ragam konseling berdasarkan masalah yaitu konseling pribadi-sosial, konseling akademik atau pendidikan, dan konseling karir.
RUMUSAN MASALAH
  1. Apakah konseling pribadi-sosial itu?
  2. Apakah konseling akademik atau pendidikan itu?
  3. Apakah konseling karir itu?
TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dan pendengar mampu memahami dan mengerti tentang ragam koseling berdasarkan masalah, yaitu konseling karir, konseling pribadi-sosial, dan konseling akademik atau pendidikan.


PEMBAHASAN
RAGAM KONSELING BERDASARKAN MASALAH
Ragam konseling berdasarkan masalah, yaitu konseling pribadi-sosial, konseling akademik, dan konseling karir.
  1. KONSELING PRIBADI-SOSIAL
Konseling pribadi-sosial merupakan salah satu bidang konseling yang ada di sekolah. Konseling pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Selain itu, konseling pribadi-sosial juga dapat diartikan sebagai seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya.
Konseling pribadi-sosial diberikan kepada individu, agar mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara mandiri. Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik. Konseling pribadi-sosial merupakan suatu konseling yang diberikan oleh seorang ahli kepada individu atau kelompok, dalam membantu individu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.
Contoh dari konseling pribadi-sosial yaitu konseling keluarga. Konseling keluaraga dibagai menjadi 2, yaitu konseling anak dan konseling orang tua.
    1. konseling anak
pada dasarnya konseling anak-anak tidak berbeda dengan konseling orang dewasa.
Beberapa masalah dasar pada anak-anak :
  • mencapai komunikasi yang tepat
  • menangani perasaan ketergantungan
  • bekerja dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya
  • membantu konseli untuk menyadari kebutuhan akan bantuan
  • menciptakan suasana yang menyenangkan
Cara membantu anak dalam memecahkan masalah antara lain :
    • terapi permainan
    • teknik-teknik konseling
  1. Konseling orang tua
Ada dua masalah utama yang ada pada orang tua dan berpengaruh pada anak-anak yang harus diperhatikan yaitu :
  • Orang tua menghadapi kecemasan dan masalah-masalah pribadi lainnya yang secara tegas dan langsung tidak berhubungan dengan anak
  • Orang tua kurang memahami mengenai aspek-aspek perkembangan anak
Konseling keluarga terfokus dalam hal :
    1. Keluarga dengan anak yang mengalami gangguan yang berat
    2. Keluarga yang salah satu atau kedua orang tua tidak memiliki kemampuan
Tujuan dari konseling keluarga diantaranya :
  1. Memfasilitasi komunikasi pikiran dan perasaan antar anggota keluarga
  2. Mengatasi gangguan, ketidakfleksibelan peran dan kondisi
Memberi pelayanan sebagai model dan pendidik peran tertentu yang ditunjukkan kepada anggota lainnya
  1. KONSELING AKADEMIK
Konseling akademik merupakan konseling yang diharapkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik atau pendidikan. Yang tergolong masalah-masalah pendidikan yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan atau konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan dan lain-lain. Konseling akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar terhimdar dari kesulitan – kesulitan belajar. Konselor membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses belajar, dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program atau pendidikan. Dalam konseling akademik, konselor berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities. Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.
  1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
  2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
  3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
  4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
  5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
  1. KONSELING KARIR
Pemahaman terhadap dunia kerja menjadi hal penting bagi individu sebagai bekal dan persiapan memasuki dunia kerja. Hal-hal yang menjadi permasalahan umum bagi individu adalah kurangnya pemahaman  untuk mengenal diri, yaitu mengetahui potensi dan mewaspadai kelemahannya, kurangnya kesiapan mental untuk bersaing di dunia kerja, kekurangtahuan tentang lingkup pekerjaan pada bidang pekerjaan yang ada di pasar tenaga kerja, serta  pemahaman mengenai bagaimana  strategi meniti karir mulai dari awal karir sampai dengan bagaimana upaya untuk meraih puncak karir yang dicita-citakan. Untuk itu, konseling karir dapat menjadi media untuk  berbagi mengenai masalah-masalah karir dan atau hal-hal lain yang terkait karir.
Drummond & Ryan merumuskan konseling karir dan perkembangannya merupakan proses dimana kegiatan, strategi dan intervensi digunakan untuk membantu konseli dalam eksplorasi karir, perencanaan dan pengambilan keputusan karir dalam proses belajar pada lingkup sekolah dan atau dalam proses kerja.
Kompetensi sebagai komponen utama keahlian/keterampilan profesi konselor karir merupakan wujud potensi dan aktualisasi diri dalam memberikan layanan konseling karir.
Perlunya Konseling Karir
Individu-individu berangsur-angsur menuntut agar pekerjaan memberikan dorongan untuk berprestasi dan identitas kepadanya. Beberapa orang mencari jalan-jalan lain untuk sampai kepada tujuan ini melalui gaya hidup yang bersifat mengurangi aktivitas-aktivitas yang ditujukan untuk mengejar pendapatan yang banyak. Ada juga yang berpaling kepada waktu-waktu luang dan kesenangan untuk memenuhi hal-hal yang kurang dalam pekerjaannya.
Untuk saat ini, pekerjaan-pekerjaan jasa berkembang jauh lebih pesat daripadapekerjaan-pekerjaan produksi. Berbagai tipe pekerjaan, terutama di bidang pertanian menjadi berkurang. Pekerjaan-pekerjaan baru bermunculan pada bidang-bidang seperti ilmu komputer dan ekologi. Meningkatnya kompleksitas dunia kerja dan berlipatgandanya pilihan-pilihan membuat tugas perencanaan karir makin sulit. Di sinilah perlunya konseling karir, yaitu membantu konseli dalam mengetahui potensi, mewaspadai kelemahannya, dan pemahaman mengenai bagaimana  strategi meniti karir mulai dari awal karir sampai dengan bagaimana upaya untuk meraih puncak karir yang dicita-citakan. Konseling karier menggali minat, keterampilan, dan latar belakang pendidikan seseorang sehingga mereka bisa bekerja melalui pelatihan profesional di bidang tertentu. Para konselor bisa memfasilitasi proses pemilihan profesi atau pekerjaan dengan berperan sebagai pemandu atau guru bagi siapa saja yang ingin memulai suatu karier, pindah karier, atau mendalami karier baru.
Fungsi Konseling Karir
Konseling karir menawarkan pendekatan yang sistematis dan objektif untuk belajar tentang keterampilan, pengalaman kerja, aspirasi, dan kebiasaan kerja seseorang. Konselor yang terlatih membantu konseli dalam menemukan pekerjaan atau profesi yang cocok dan menawarkan cara-cara untuk mendapatkan sumber-sumber yang bisa menjadi alat untuk mencari pekerjaan. Konseling bisa dilakukan satu per satu atau dalam kelompok dengan seorang konselor yang mendiskusikan topik-topik seputar mencari pekerjaan, penulisan resume, wawancara, dan metode perencanaan karier jangka pendek atau panjang.
Selain itu, fungsi konseling karir adalah memberikan layanan pada para konseli dalam membuat perencanaan dan pengambilan keputusan karir secara berkesinambungan berfungsi dalam lingkup lembaga kerja bahkan tren terakhir juga berfungsi pada lingkungan pasca kerja. Untuk menghadapi tren dan isu di abad 21 ini, peran dan strategi konselor karir tidak hanya berorientasi pada potensi konseli tetapi juga berorientasi pada kondisi globalisasi.
Jenis layanan konseling karir sebagai berikut:
  1. Masalah akademis, yaitu membantu mahasiswa agar dapat menentukan pilihan program pendidikan yang tepat sesuai dengan minat dan kemampuannya serta memecahkan masalah kesulitan belajar yang dihadapi selama menempuh program pendidikan;
  2. Masalah sosial/kesulitan pergaulan, yaitu membantu mahasiswa agar dapat mengatasi kesulitan dalam hal menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
  3. Masalah keluarga dan pribadi, yaitu membantu mahasiswa agar dapat mengatasi masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri sehingga dengan bantuan tersebut yang bersangkutan dapat mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya;
  4. Masalah yang berkaitan dengan emosi, yaitu membantu mahasiswa supaya perasaan dan emosinya selalu terkendali dengan baik sehingga tercipta suasana belajar yang optimal;
  5. Masalah karir, yaitu membantu mahasiswa agar dapat mengenal lingkungannya sekarang dan lapangan kerja yang akan dihadapi nanti sehingga mahasiswa dapat memilih dan mempersiapkan diri berkaitan dengan pekerjaan/profesinya nanti yang sesuai dengan kemampuan dirinya.
  6. Masalah kejiwaan lainnya; bantuan/pelayanan psikotest, yaitu menemu kenali bakat dan minat, personalitas/kepribadian, dan sebagainya.




DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Prayitno dan Erman Anti. 1995. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Prayitno. 2003. Panduan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.

http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/02/07/pengertian-bimbingan-pribadi-sosial/.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/.../kesulitan-dan-bimbingan-belajar/.